Rabu, 16 November 2016



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Endoscopy
Endoscopy adalah suatu teknik atau metode yang ditujukan untuk melihat lebih jauh bagian-bagian yang ada dalam tubuh dengan cara memasukkan sebuah alat berupa tabung yang fleksibel dilengkapi kamera kecil di ujung alat tersebut. Sedangkan alat yang digunakan untuk melakukan meteode ini disebut dengan endoskop.
Endoskopi merupakan istilah kedokteran yang masih cukup asing di telinga masyarakat. Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar istilah ini diutarakan dokter kepada saudara, keluarga atau tetangga kita yang sedang sakit atau dirawat di rumah sakit dengan keluhan sakit pada perut bagian atas yang menetap atau berulang disertai rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas yang dalam istilah medis disebut dengan sindrom dispepsia.
Pemeriksaan endoskopi sebenarnya merupakan pemeriksaan teleskopik (teropong), pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter ahli penyakit dalam untuk memastikan apa yang menjadi penyebab dari sindrom dispepsia dengan cara memasukkan alat optik ke dalam saluran pencernaan melalui mulut hingga mencapai lambung dan duodenum. Pada artikel ini akan dijelaskan endoskopi itu apa beserta indikasi pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat,alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.

B.     Manfaat Menggunakan Alat Teropong (Endoscopy)
1.      Dapat melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan dalam rongga saluran cerna
2.      Tindakan pengobatan dengan resikonya jauh lebih ringan daripada tindakan operasi.
3.      Dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah dan efisien.
4.      Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak.

C.    Kegunaan Alat Teropong (Endoscopy)

Endoskopi biasanya digunakan untuk memeriksa penyakit,penyakit pencernaan, antara lain:
1.         Radang usus buntu
2.         Obstruksi usus (penyumbatan usus)
3.         Peradangan saluran pencernaan
4.         Batu empedu
5.         Radang lambung
6.         Radang lambung dan usus kecil
7.         Wasir
8.         Intoleransi laktosa
9.         Ulkus peptikum (luka pada lambung atau usus 12 jari)
10.     Kolitis ulserativa (peradangan pada usus besar)
11.     Anemia
12.     Pyrosis (sensasi terbakar pada ulu hati/dada)
13.     Mulas
14.     Penyakit celiac (Intoleransi pada gluten)
15.     Kanker saluran pencernaan, seperti kanker usus besar, kanker kandung empedu, dan kanker lambung
16.     Endoskopi digunakan untuk melihat gejala,gejala atau adanya:
17.     Pendarahan saluran pencernaan bagian atas
18.     Peradangan dalam saluran pencernaan/usus
19.     Polip atau pertumbuhan abnormal lain dalam usus besar
Berikut ini adalah beberapa contoh dari fungsi lain endoskopi:
1.      Rhinoskopi, pemeriksaan pada hidung
2.      Bronkoskopi, pemeriksaan pada saluran pernapasan bagian bawah
3.      Otoskop, pemeriksaan pada telinga
4.      Ginoskopi, pemeriksaan pada sistem reproduksi wanita, termasuk pada mulut rahim, kandungan, dan tuba falopii
5.      Selama kehamilan, untuk memeriksa ketuban atau janin
6.      Bedah tulang (ortopedi), melibatkan pelepasan endoskopi pada terowongan karpal di pergelangan tangan dan rekonstruksi sendi lutut
D.    PENGGUNAAN ALAT ENDOSCOPY
1.         Endoskopi atas atau disebut esofagogastroduodenoskopi atau gastroskopi di mana alat endoskopi masuk melalui mulut ke esofagus, lambung, sampai duodenum bagian distal.
2.         Esofagoskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan esofagus.
3.         Gastroskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di gaster.
4.         Duodenoskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di duodenum
5.         Enteroskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di usus halus.
6.          Kolonoskopi yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di usus besar. Dimana alat endoskopi masuk melalui anus, rektum, sigmoid, kolon desendens, kolon asendens, sampai dengan sekum.
7.         Endoskopi kapsul yaitu pemeriksaan dengan menggunakan endoskopi bentuk kapsul untuk mendiagnosis kelainan yang ada di usus halus.

E.     Jenis – jenis Endoscopy
Terdapat banyak cara melakukan endoskopi. Beberapa diantaranya adalah:
·         Endoskopi atas – endoskopi atas dilakukan dengan cara memasukkan endoskop melalui mulut, tenggorokan, dan turun ke kerongkongan. Cara ini digunakan ketika dokter perlu memeriksa kerongkongan, lambung, dan usus kecil, khususnya di bagian atas.
·         Sigmoidoskopi atau kolonoskopi – adalah dua tindakan serupa yang memasukkan endoskop melalui rektum menuju usus besar atau kolon. Cara ini dilakukan ketika diperkirakan terjadi permasalahan dengan usus besar.
·         Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) – Cara ini adalah jenis endoskopi khusus yang memeriksa kandung empedu dan pankreas. Cara ini juga digunakan untuk memeriksa bagian tubuh yang berada di sekitar tempat yang sama. ERCP juga terkadang digunakan untuk menghancurkan batu empedu yang terdapat di saluran empedu.
·         Endoscopic ultrasound (EUS) – Cara ini menggabungkan endoskopi dengan teknologi gelombang ultrasound untuk memperoleh informasi yang berguna terhadap keadaan dan kesehatan saluran pencernaan.
·         Biopsi (pengambilan contoh jaringan tubuh) – Dokter Anda juga mungkin menggunakan endoskop selama tindakan endoskopi untuk memperoleh contoh jaringan dari saluran pencernaan. Alat khusus akan digunakan untuk mengangkat jaringan dari daerah yang terinfeksi. Contoh jaringan ini kemudian akan dianalisis untuk menentukan apakah terdapat penyakit tertentu.
·         Perawatan – selama tindakan endoskopi, jika dokter Anda menemukan beberapa masalah, tindakan ini pula dapat dimanfaatkan untuk melakukan perawatan. Sebagai contoh, jika tindakan ini menunjukkan adanya pendarahan di saluran pencernaan, dokter Anda dapat memasukkan alat lain melalui endoskop untuk menghentikan pendarahan tersebut. Begitu juga jika ditemukan polip dan pertumbuhan lain, endoskop dapat digunakan untuk membersihkannya.
F.        TUJUAN PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
Tujuan pemeriksaan endoskopi (Agus priyanto dkk,2009, hlm.14) :
a.       Untuk menentukan atau menegakkan diagnosis yang pada pemeriksaan radiologi menunjukkan hasil yang meragukan atau kurang jelas.
b.      Untuk menentukan diagnosis pada klien yang sering mengeluh nyeri epigastrum, muntah-muntah, sulit atau nyeri telan. Sedangkan radiologi menunjukkan hasil yang normal.
c.       Melaksanakan biopsi atau sitologi pada lesi-lesi di saluran pencernaan yang diduga keganasan.
d.      Untuk menentukan sumber pendarahan secara cepat dan tepat.
e.       Memantau residif pada keganasan maupun menilai klien pasca-bedah.
f.        Menentukan diagnosis pada kelainan pankreatobiliter.
G.    PERSIAPAN DAN KLIEN DENGAN ENDOSKOPI
a.      Pra endoskopi :
Klien yang akan dilakukan pemeriksaan endoskopi perlu dipersiapkan dengan baik. Persiapan yang harus dilakukan adalah:
1.    Persiapan umum
a)         Psikologis
Memberikan penyuluhan atau bimbingan dan konseling keperawatan kepada klien mengenai tujuan, prosedur, dan kemungkinan yang dapat terjadi agar klien dapat membantu kelancaran pemeriksaan endoskopi antara lain dengan mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut.
b)         Administrasi
·         Mengisi surat pernyataan persetujuan tindakan (informed consent) ditandatangani oleh klien atau keluarga.
·         Menjelaskan perihal pelaksanaan administrasi. Hal ini disesuaikan dengan peraturan masing-masing rumah sakit.
2.      Persiapan khusus
a)         Endoskopi atas atau saluran cerna bagian atas (SCBA) atau esofagogastroduodenoskopi (EGD) :
1.Puasa, tidak makan dan minum sedikitnya 6 jam sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi.
2.Gigi palsu dan kacamata harus dilepas selama pemeriksaan/tindakan endoskopi.
3.Sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi, orofaring disemprot dengan xylocain spray 10% secukupnya.

b)         Endoskopi bawah atau saluran cerna bagian bawah (SCBB) atau kolonoskopi:
1.               Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkan diit rendah serat (bubur kecap atau bubur maizena).
2.               Minum obat pencahar (sodium bifosfat, disodium bifosfat, sodium klorida, potasium klorida, sodium bikarbonat) misalnya fleet dan niflec.
c)         Bronchoskopi:
1.               Puasa 6jam sebelum tindakan.
2.                Persetujuan tindakan
3.               Gigi palsu, kontak lensa dan perhiasanharus dilepas selama pemeriksaan atau tindakan bronkoskopi.
4.               Periksa dan catat tanda-tanda vital.
5.                Kaji adanya riwayat alergi terhadap obat-obatan.
6.                Premedikasi
7.               Pasien dibaringkan diatas meja dengan posisi terlentang atau semi fowler dengan kepala ditengadahkan atau didudukan dikursi.
8.               Tenggorokan disemprot dengan anestesi lokal. Bronkoskop dimasukan melalui mulut atau hidung.
9.               Wadah spesimen diberi label dan segera dibawa ke laboratorium.
10.           Lama pemeriksaan kurang lebih satu jam.

b.   Post Endoskopi:
1.         Puasa 1 jam setelah tindakan
2.         Obat-obatan yang diberikan selama pemeriksaan endoskopi membuat pasien merasa mengantuk untuk itu pasien tetap berada di kamar pasien sampai efek obat-obatan menghilang.
3.         Hasil pemeriksaan endoskopi akan dijelaskan oleh dokter.
4.         Pasien baru diperbolehkan makan atau minum satu jam setelah tindakan endoskopi.
5.         Pasien tidak diijinkan mengemudi atau mengoperasikan mesin 12 jam pasca tindakan.
H.    PERAWATAN KLIEN DENGAN ENDOSKOPI
Perawatan Klien pra-Endoskopi
1.      Beri waktu untuk mengungkapkan rasa takut, cemas dan masalah yang dirasakan.
2.      Mantapkan klien pada penjelasan dokter tentang prosedur
3.      Puasakan klien selama 6-8 jam sebelum tindakan
4.      Lepaskan gigi palsu dan plat parsiar bila klien memakai alat bantu tersebut
5.      Jaga kebersihan mulut (hygiene oral)
6.      Persiapkan premedikasi
Perawatan Klien post – Endoskopi

1.      Berikan bantuan dan atau latihan pada klien untuk membalik dan napas dalam tiap 2 jam.
2.      Anjurkan dan siapkan untuk kumur salin hangat
3.      Siapkan dan berikan cairan hangat sampai klien mampu untuk menlan tanpa ketidaknyamanan kemudian makan sesuai diet yang ditentukan.
4.      Jaga kebersihan mulut (hygiene oral)
5.      Berikan penjelasan mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada dokter. Misalnya peningkatan nyeri / nyeri telan, pendarahan , kesulitan bernapas , dan muntahan .
6.      Ajak tukar pendapat tentang latihan napas dalam dan kebersihan mulut.
7.      Sampaikan untuk rawat jalan terus-menerus sampai dinyatakan sembuh
I.       Dampak dan Efek Samping Endoscopy
Endoskopi sendiri dinilai memiliki efek samping yang jauh lebih aman dibandingkan dengan metode rontgen dengan menggunakan sinar X. sinar X yang digunakan untuk melakukan rontgen biasanya dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan, terutama pada bagian tubuh yang sering ditembakan sinar x tersebut, seperti iritasi dan juga kulit menjadi gatal-gatal.
Nah, memang benar apabila dibandingkan dengan metode rontgen, endoskopi jauh lebih aman dan juga informasi yang diperoleh bisa menjadi jauh lebih akurat dan banyak. Hal ini dikarenakan kamera yang dimasukkan ke dalam tubuh, dapat merekam semua aktivitas dan juga berbagai macam infeksi pada organ tubuh secara langsung.
Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan melakukan metode endoskopi, karena dapat menyebabkan beberapa hal di bawah ini, yaitu :
1.      Menyebabkan munculnya infeksi dari bakteri dan kuman pada organ tubuh
Efek samping endoskopi yang mungkin bisa terjadi adalah dapat menyebabkan munculnya infeksi dari bakteri dan kuman di dalam tubuh. Hal ini kemungkinan besar dapat terjadi, terutama ketika alat endoskop yang digunakan dalam proses endoskopi tidak steril. Alat yang tidak steril ini dapat membawa masuk kuman dan penyakit ke dalam tubuh kita. hal ini dapat menyebabkan kuman, bakteri dan juga virus berkembang di dalam tubuh, dan berpotensi untuk menyebabkan berbagai macam penyakit dan mengganggu kinerja dari organ-organ tubuh. Infeksi bakteri ini juga bisa berakibat pada gangguan kesehatan lainnya, seperti :
·         bahaya menahan kencing
·         bahaya mandi di kolam renang
·         penyebab anyang-anyangan
·         faringitis
·         amandel
2.      Berpotensi melukai bagian luar dari organ tubuh dan menyebabkan luka serta   pendarahan
Bahaya yang dapat muncul akibat efek samping endoskopi adalah dapat menyebabkan luka dan menggores bagian dari organ tubuh tertentu, misalnya usus dan lambung. Hal ini dapat terjadi apabila dokter yang melakukan teknik endoskopi ini tidak teliti dan kurang terampil dalam memasukkan endoskop ke dalam tubuh pasien. Jika terjadi, hal tersebut berpotensi melukai dan merusak bagian luar dari organ tubuh.  Contohnya ketika muncul luka pada bagian lambung dan usus akibat alat endoskop. Efek samping yang muncul dan kemungkinan dapat menetap adalah terganggunya proses pencernaan, perut dan lambung sering terasa perih dan bukan tidak mungkin akan muncul gangguan-gangguan lainnya. Kerusakan pada bagian organ tubuh ini dapat menyebabkan munculnya luka dan juga pendarah pada organ tubuh yang terkena, yang pastinya akan sangat berbahaya bagi kesehatan dan juga keselamatan pasien, dan memiliki dampak jangka panjang.
Bahaya kerusakan tubuh ini, juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi seperti :
·         anoreksia
·         bahaya korset pelangsing
·         bahaya daging biawak
·         bahaya makan mie dengan nasi













BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Alat tersebut biasanya digunakan untuk meneropong organ,organ dalam tubuh manusia tanpa sayatan atau dengan sayatan kulit minimal. atau terutama untuk membantu mendiagnosa kondisi kesehatan, antara lain seperti masalah lambung, inkontinensia dan infeksi saluran kemih (ISK). Alat Endoskopi utamanya digunakan dalam mendiagnosis dan merawat gangguan pencernaan. Penyakit yang mempengaruhi saluran pencernaan biasanya mempengaruhi beberapa organ lainnya, dimulai dari mulut sampai ke anus.Saran

B.     Saran
Kami sebagai penulis berharap agar mahasiswa kebidanan konversi khususnya dapat memahami permasalah dalam kesehatan reproduksi mencakup masalah fisik, masalah psikologi dan masalah seksual, dan dapat memberikan penyuluhan dilahan praktek tentang pengetahuan perubahan fisik, psikologis dan seksual, sehingga suatu masalah tidak akan terjadi.

http://www.4shared.com/file/kr2cZ3Wice/PPT_ENDOSCOPY.html