BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Endoscopy
Endoscopy adalah suatu teknik atau metode yang ditujukan
untuk melihat lebih jauh bagian-bagian yang ada dalam tubuh dengan cara
memasukkan sebuah alat berupa tabung yang fleksibel dilengkapi kamera kecil di
ujung alat tersebut. Sedangkan alat yang digunakan untuk melakukan meteode ini
disebut dengan endoskop.
Endoskopi merupakan istilah kedokteran yang masih
cukup asing di telinga masyarakat. Sebagian dari kita mungkin pernah mendengar
istilah ini diutarakan dokter kepada saudara, keluarga atau tetangga kita yang
sedang sakit atau dirawat di rumah sakit dengan keluhan sakit pada perut bagian
atas yang menetap atau berulang disertai rasa penuh saat makan, cepat kenyang,
kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas
yang dalam istilah medis disebut dengan sindrom
dispepsia.
Pemeriksaan
endoskopi sebenarnya merupakan pemeriksaan teleskopik (teropong), pemeriksaan
ini dilakukan oleh dokter ahli penyakit dalam untuk memastikan apa yang menjadi
penyebab dari sindrom dispepsia dengan cara memasukkan alat optik ke dalam
saluran pencernaan melalui mulut hingga mencapai lambung dan duodenum. Pada
artikel ini akan dijelaskan endoskopi itu apa beserta indikasi pemeriksaan
endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam
tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di
dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan
cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan
serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera.
Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa
digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau
mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat,alat
medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.
B.
Manfaat
Menggunakan Alat Teropong (Endoscopy)
1.
Dapat
melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan dalam rongga saluran cerna
2. Tindakan pengobatan dengan resikonya
jauh lebih ringan daripada tindakan operasi.
3. Dapat menggantikan fungsi tindakan
operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah dan efisien.
4. Hasil pemeriksaan dapat langsung
dicetak.
C. Kegunaan Alat Teropong (Endoscopy)
Endoskopi biasanya digunakan untuk
memeriksa penyakit,penyakit pencernaan, antara lain:
1.
Radang
usus buntu
2.
Obstruksi
usus (penyumbatan usus)
3.
Peradangan
saluran pencernaan
4.
Batu
empedu
5.
Radang
lambung
6.
Radang
lambung dan usus kecil
7.
Wasir
8.
Intoleransi
laktosa
9.
Ulkus
peptikum (luka pada lambung atau usus 12 jari)
10. Kolitis ulserativa (peradangan pada
usus besar)
11. Anemia
12. Pyrosis (sensasi terbakar pada ulu
hati/dada)
13. Mulas
14. Penyakit celiac (Intoleransi pada
gluten)
15. Kanker saluran pencernaan, seperti
kanker usus besar, kanker kandung empedu, dan kanker lambung
16. Endoskopi digunakan untuk melihat
gejala,gejala atau adanya:
17. Pendarahan saluran pencernaan bagian
atas
18. Peradangan dalam saluran
pencernaan/usus
19. Polip atau pertumbuhan abnormal lain
dalam usus besar
Berikut ini adalah beberapa contoh
dari fungsi lain endoskopi:
1. Rhinoskopi, pemeriksaan pada hidung
2. Bronkoskopi, pemeriksaan pada
saluran pernapasan bagian bawah
3. Otoskop, pemeriksaan pada telinga
4. Ginoskopi, pemeriksaan pada sistem
reproduksi wanita, termasuk pada mulut rahim, kandungan, dan tuba falopii
5. Selama kehamilan, untuk memeriksa
ketuban atau janin
6. Bedah tulang (ortopedi), melibatkan pelepasan
endoskopi pada terowongan karpal di pergelangan tangan dan rekonstruksi sendi
lutut
D.
PENGGUNAAN
ALAT ENDOSCOPY
1.
Endoskopi
atas atau disebut esofagogastroduodenoskopi atau gastroskopi di mana alat
endoskopi masuk melalui mulut ke esofagus, lambung, sampai duodenum bagian
distal.
2.
Esofagoskopi
yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan esofagus.
3.
Gastroskopi
yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di gaster.
4.
Duodenoskopi
yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di duodenum
5.
Enteroskopi
yaitu pemeriksaan dengan endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di usus halus.
6.
Kolonoskopi yaitu pemeriksaan dengan
endoskopi untuk mendiagnosis kelainan di usus besar. Dimana alat endoskopi
masuk melalui anus, rektum, sigmoid, kolon desendens, kolon asendens, sampai
dengan sekum.
7.
Endoskopi
kapsul yaitu pemeriksaan dengan menggunakan endoskopi bentuk kapsul untuk
mendiagnosis kelainan yang ada di usus halus.
E.
Jenis – jenis Endoscopy
Terdapat banyak cara
melakukan endoskopi. Beberapa diantaranya adalah:
·
Endoskopi atas – endoskopi atas
dilakukan dengan cara memasukkan endoskop melalui mulut, tenggorokan, dan turun
ke kerongkongan. Cara ini digunakan ketika dokter perlu memeriksa kerongkongan,
lambung, dan usus kecil, khususnya di bagian atas.
·
Sigmoidoskopi atau kolonoskopi
– adalah dua tindakan serupa yang memasukkan endoskop melalui rektum menuju
usus besar atau kolon. Cara ini dilakukan ketika diperkirakan terjadi
permasalahan dengan usus besar.
·
Endoscopic retrograde
cholangiopancreatography (ERCP) – Cara ini adalah jenis endoskopi
khusus yang memeriksa kandung empedu dan pankreas. Cara ini juga digunakan
untuk memeriksa bagian tubuh yang berada di sekitar tempat yang sama. ERCP juga
terkadang digunakan untuk menghancurkan batu empedu yang terdapat di saluran
empedu.
·
Endoscopic ultrasound (EUS) –
Cara ini menggabungkan endoskopi dengan teknologi gelombang ultrasound untuk
memperoleh informasi yang berguna terhadap keadaan dan kesehatan saluran
pencernaan.
·
Biopsi
(pengambilan contoh jaringan tubuh) – Dokter Anda juga mungkin
menggunakan endoskop selama tindakan endoskopi untuk memperoleh contoh jaringan
dari saluran pencernaan. Alat khusus akan digunakan untuk mengangkat jaringan
dari daerah yang terinfeksi. Contoh jaringan ini kemudian akan dianalisis untuk
menentukan apakah terdapat penyakit tertentu.
·
Perawatan – selama tindakan
endoskopi, jika dokter Anda menemukan beberapa masalah, tindakan ini pula dapat
dimanfaatkan untuk melakukan perawatan. Sebagai contoh, jika tindakan ini
menunjukkan adanya pendarahan di saluran pencernaan, dokter Anda dapat
memasukkan alat lain melalui endoskop untuk menghentikan pendarahan tersebut.
Begitu juga jika ditemukan polip dan pertumbuhan lain, endoskop dapat digunakan
untuk membersihkannya.
F.
TUJUAN PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
Tujuan pemeriksaan endoskopi (Agus priyanto dkk,2009, hlm.14) :
a. Untuk menentukan atau menegakkan
diagnosis yang pada pemeriksaan radiologi menunjukkan hasil yang meragukan atau
kurang jelas.
b. Untuk menentukan diagnosis pada
klien yang sering mengeluh nyeri epigastrum, muntah-muntah, sulit atau nyeri
telan. Sedangkan radiologi menunjukkan hasil yang normal.
c. Melaksanakan biopsi atau sitologi
pada lesi-lesi di saluran pencernaan yang diduga keganasan.
d. Untuk menentukan sumber pendarahan
secara cepat dan tepat.
e. Memantau residif pada keganasan
maupun menilai klien pasca-bedah.
f. Menentukan diagnosis pada kelainan pankreatobiliter.
G. PERSIAPAN
DAN KLIEN DENGAN ENDOSKOPI
a.
Pra endoskopi :
Klien yang akan dilakukan
pemeriksaan endoskopi perlu dipersiapkan dengan baik. Persiapan yang harus
dilakukan adalah:
1. Persiapan
umum
a)
Psikologis
Memberikan penyuluhan atau
bimbingan dan konseling keperawatan kepada klien mengenai tujuan, prosedur, dan
kemungkinan yang dapat terjadi agar klien dapat membantu kelancaran pemeriksaan
endoskopi antara lain dengan mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan
takut.
b)
Administrasi
·
Mengisi surat pernyataan persetujuan tindakan
(informed consent) ditandatangani oleh klien atau keluarga.
·
Menjelaskan
perihal pelaksanaan administrasi. Hal ini disesuaikan dengan peraturan
masing-masing rumah sakit.
2. Persiapan khusus
a)
Endoskopi
atas atau saluran cerna bagian atas (SCBA) atau esofagogastroduodenoskopi (EGD)
:
1.Puasa, tidak makan dan minum
sedikitnya 6 jam sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi.
2.Gigi palsu dan kacamata harus
dilepas selama pemeriksaan/tindakan endoskopi.
3.Sebelum pemeriksaan atau tindakan
endoskopi, orofaring disemprot dengan xylocain spray 10% secukupnya.
b)
Endoskopi
bawah atau saluran cerna bagian bawah (SCBB) atau kolonoskopi:
1.
Dua
hari sebelum pemeriksaan dianjurkan diit rendah serat (bubur kecap atau bubur
maizena).
2.
Minum
obat pencahar (sodium bifosfat, disodium bifosfat, sodium klorida, potasium
klorida, sodium bikarbonat) misalnya fleet dan niflec.
c)
Bronchoskopi:
1.
Puasa
6jam sebelum tindakan.
2.
Persetujuan tindakan
3.
Gigi
palsu, kontak lensa dan perhiasanharus dilepas selama pemeriksaan atau tindakan
bronkoskopi.
4.
Periksa
dan catat tanda-tanda vital.
5.
Kaji adanya riwayat alergi terhadap
obat-obatan.
6.
Premedikasi
7.
Pasien
dibaringkan diatas meja dengan posisi terlentang atau semi fowler dengan kepala
ditengadahkan atau didudukan dikursi.
8.
Tenggorokan
disemprot dengan anestesi lokal. Bronkoskop dimasukan melalui mulut atau
hidung.
9.
Wadah
spesimen diberi label dan segera dibawa ke laboratorium.
10.
Lama
pemeriksaan kurang lebih satu jam.
b. Post Endoskopi:
1.
Puasa
1 jam setelah tindakan
2.
Obat-obatan
yang diberikan selama pemeriksaan endoskopi membuat pasien merasa mengantuk
untuk itu pasien tetap berada di kamar pasien sampai efek obat-obatan
menghilang.
3.
Hasil
pemeriksaan endoskopi akan dijelaskan oleh dokter.
4.
Pasien
baru diperbolehkan makan atau minum satu jam setelah tindakan endoskopi.
5.
Pasien
tidak diijinkan mengemudi atau mengoperasikan mesin 12 jam pasca tindakan.
H. PERAWATAN
KLIEN DENGAN ENDOSKOPI
Perawatan
Klien pra-Endoskopi
1. Beri waktu untuk mengungkapkan rasa
takut, cemas dan masalah yang dirasakan.
2. Mantapkan klien pada penjelasan
dokter tentang prosedur
3. Puasakan klien selama 6-8 jam
sebelum tindakan
4. Lepaskan gigi palsu dan plat parsiar
bila klien memakai alat bantu tersebut
5. Jaga kebersihan mulut (hygiene oral)
6. Persiapkan premedikasi
Perawatan
Klien post – Endoskopi
1.
Berikan
bantuan dan atau latihan pada klien untuk membalik dan napas dalam tiap 2 jam.
2.
Anjurkan
dan siapkan untuk kumur salin hangat
3.
Siapkan
dan berikan cairan hangat sampai klien mampu untuk menlan tanpa ketidaknyamanan
kemudian makan sesuai diet yang ditentukan.
4.
Jaga
kebersihan mulut (hygiene oral)
5.
Berikan
penjelasan mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada dokter.
Misalnya peningkatan nyeri / nyeri telan, pendarahan , kesulitan bernapas , dan
muntahan .
6.
Ajak
tukar pendapat tentang latihan napas dalam dan kebersihan mulut.
7.
Sampaikan
untuk rawat jalan terus-menerus sampai dinyatakan sembuh
I. Dampak dan Efek Samping Endoscopy
Endoskopi sendiri
dinilai memiliki efek samping yang jauh lebih aman dibandingkan dengan metode
rontgen dengan menggunakan sinar X. sinar X yang digunakan untuk melakukan
rontgen biasanya dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan, terutama
pada bagian tubuh yang sering ditembakan sinar x tersebut, seperti iritasi dan
juga kulit menjadi gatal-gatal.
Nah, memang benar
apabila dibandingkan dengan metode rontgen, endoskopi jauh lebih aman dan juga
informasi yang diperoleh bisa menjadi jauh lebih akurat dan banyak. Hal ini
dikarenakan kamera yang dimasukkan ke dalam tubuh, dapat merekam semua
aktivitas dan juga berbagai macam infeksi pada organ tubuh secara langsung.
Namun demikian, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan melakukan metode endoskopi,
karena dapat menyebabkan beberapa hal di bawah ini, yaitu :
1.
Menyebabkan
munculnya infeksi dari bakteri dan kuman pada organ tubuh
Efek samping
endoskopi yang mungkin bisa terjadi adalah dapat menyebabkan munculnya infeksi
dari bakteri dan kuman di dalam tubuh. Hal ini kemungkinan besar dapat terjadi,
terutama ketika alat endoskop yang digunakan dalam proses endoskopi tidak
steril. Alat yang tidak steril ini dapat membawa masuk kuman dan penyakit ke
dalam tubuh kita. hal ini dapat menyebabkan kuman, bakteri dan juga virus
berkembang di dalam tubuh, dan berpotensi untuk menyebabkan berbagai macam
penyakit dan mengganggu kinerja dari organ-organ tubuh. Infeksi bakteri ini
juga bisa berakibat pada gangguan kesehatan lainnya, seperti :
2.
Berpotensi
melukai bagian luar dari organ tubuh dan menyebabkan luka serta pendarahan
Bahaya yang
dapat muncul akibat efek samping endoskopi adalah dapat menyebabkan luka dan
menggores bagian dari organ tubuh tertentu, misalnya usus dan lambung. Hal ini
dapat terjadi apabila dokter yang melakukan teknik endoskopi ini tidak teliti
dan kurang terampil dalam memasukkan endoskop ke dalam tubuh pasien. Jika
terjadi, hal tersebut berpotensi melukai dan merusak bagian luar dari
organ tubuh. Contohnya ketika muncul luka pada bagian lambung dan
usus akibat alat endoskop. Efek samping yang muncul dan kemungkinan dapat
menetap adalah terganggunya proses pencernaan, perut dan lambung sering terasa
perih dan bukan tidak mungkin akan muncul gangguan-gangguan
lainnya. Kerusakan pada bagian organ tubuh ini dapat menyebabkan munculnya
luka dan juga pendarah pada organ tubuh yang terkena, yang pastinya akan sangat
berbahaya bagi kesehatan dan juga keselamatan pasien, dan memiliki dampak
jangka panjang.
Bahaya kerusakan
tubuh ini, juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi seperti :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat
tersebut biasanya digunakan untuk meneropong organ,organ dalam tubuh manusia
tanpa sayatan atau dengan sayatan kulit minimal. atau terutama untuk membantu
mendiagnosa kondisi kesehatan, antara lain seperti masalah lambung,
inkontinensia dan infeksi saluran kemih (ISK). Alat Endoskopi utamanya
digunakan dalam mendiagnosis dan merawat gangguan pencernaan. Penyakit yang
mempengaruhi saluran pencernaan biasanya mempengaruhi beberapa organ lainnya,
dimulai dari mulut sampai ke anus.Saran
B. Saran
Kami sebagai
penulis berharap agar mahasiswa kebidanan konversi khususnya dapat memahami
permasalah dalam kesehatan reproduksi mencakup masalah fisik, masalah psikologi
dan masalah seksual, dan dapat memberikan penyuluhan dilahan praktek tentang
pengetahuan perubahan fisik, psikologis dan seksual, sehingga suatu masalah
tidak akan terjadi.